super junior shinee soeun

Senin, 05 Maret 2012

Thank you and love you part 2

Thank you and love you part 2


Title : Thank you, and love you.
author : Han sang in
main Cast : Kim Soeun, Cho Kyuhyun
Other Cast : Lee Sungmin, Lee Sunkyu (sunny snsd), and other.
Genre : Romance, friendship, comedy(?).


"haaah" Soeun menghela nafasnya panjang, lalu bersender pasrah pada sofa. Ia menggenggam erat gelasnya yang berisi es jeruk itu. Karena tak habis pikir dengan kelakuan yang Kyuhyun perbuat, Soeun sampai terus memandang satu makhluk itu dengan tajam.

"ada apa? Kenapa memandang ku seperti itu?"

benar saja. Kyuhyun berpura-pura bodoh, dan memasang muka yang sok innocent-nya itu. Soeun sudah menebak sebelumnya,  dan tebakannya tepat sekali.

"memangnya aku bodoh, bisa tertipu olehmu? Kau itu pura-pura bodoh, atau memang benar-benar bodoh hah?! Aish, benar-benar kau ini"

"tapi tadi kau tertipu juga olehku" responnya. Wajahnya yang sok innocent kembali menonton kartun yang Soeun nyalakan melalui dvd karena paksaannya juga. Tak lama ia kembali serius menonton dan Soeun hanya bisa pasrah kembali.

"ah sudahlah. Dan ku mohon, lupakan kejadian tadi ya?" Soeun mendekati Kyuhyun yang berada disebelahnya. Tapi Kyuhyun hanya diam dan mulai tersenyum.

"haruskah aku melupakan moment itu?" diliriknya Soeun dengan tatapan jahil. Soeun hanya diam, kaget karena ketika Kyuhyun berbalik menatapnya, muka mereka hanya berjarak 3 centi. Lagi-lagi ekspresi tak berkedip seperti orang bodoh kembali tergambar dimuka Soeun.
Menyadari itu Kyuhyun kembali keposisi semula dan memasang senyumnya.

"bagaimana bisa dilupakan, jika ku tatap saja Mungkin kau akan ingat kejadian tadi lagi" komentarnya. Sejurus kemudian Kyuhyun berlari menuju lantai atas.

"aku menumpang tidur ya" serunya dari atas.
Tapi Soeun tetap diam. Mengingat kejadian yang sangat memalukan itu.

Flashback

Kyuhyun yang memang berada diatas Soeun semakin mendekatkan kepalanya dan menutup mata. Soeun yang sudah pasti jantungnya sudah tidak beraturan sekarang hanya bisa menutup mata dan meremas selimut karna gugup.
Muka mereka semakin dekat, sampai nafas Kyuhyun bisa terasa ditengkuk Soeun. Sampai ketika hidung mereka baru saja menempel.

"di dahimu ada jerawat"

ples, hati Soeun langsung mencelos. Matanya langsung membuka lebar dan merubah posisinya yang tidur menjadi duduk dengan cepat. Dipelototinya Kyuhyun yang sudah dahulu berdiri karena takut kena pukul Soeun.

"hyaa Kyuhyun.. Keluar KAU" teriak Soeun. Tanpa ba bi bu Kyuhyun sudah melesat pergi dari kamar Soeun. Soeun memukul-mukul ranjangnya dengan keras, Malu dan kesal. Soeun langsung menghirup nafas dalam-dalam beberapa kali karna rasanya jantunya menjadi panas.

"aigoo,,disini panas sekali" Soeun mengipasi dirinya dengan tangan.
Dan Soeun baru ingat perkataan Kyuhyun tadi, kalau didahinya ada jerawat. Karna ingin tau juga, ia memegang bagian dahinya. Dan Tidak ada. Karena ingin lebih memastikan Soeun beranjak ke arah cermin dan untuk sekali lagi memeriksa dahinya. Dan hasilnya juga bersih.

"aish.. Kenapa aku bisa tertipu olehnya..hya Kyuhyun.. Awas kau ya"

Flashback end

"aishh kenapa diingat lagi" Soeun mengetuk-ngetuk dahinya. Kenapa juga harus teringat kejadian yang sangat memalukan itu.

"Eh tunggu, aku lupa sesuatu.
ya? Kyuhyun dimana? Ya ampun" Soeun baru ingat kalau Kyuhyun berkata ingin menumpang tidur. Dengan cepat kilat Soeun berlari kelantai atas, takut jika Kyuhyun akan memakai kamarnya untuk tidur. Tak sampai hitungan menit, Soeun sudah berada didepan pintu kamarnya.
Ketika membuka pintu kamar, Soeun langsung menghembuskan nafas lega. Tak ada Kyuhyun disana.

"dimana dia?" Soeun menutup pintu kamarnya dan berjalan kekamar lain yang berada dilantai atas .

"ck, ternyata disini. Dasar tak tau malu, seenaknya tidur di rumah orang lain"

Soeun bersender ketika pintu kamar tamu itu kembali ditutup. Ia memandangi pelan langit-langit rumah dengan tatapan menerawang.  Rasanya ketika Kyuhyun tidur, rumah jadi semakin terasa sepi. Bukan, bukan rumah tapi sepertinya dunia Soeun rasa memang sepi. Dan juga ketika ia melihat Kyuhyun tidur, Soeun jadi mengingat ketika ia suka melihat kedua orang tuanya tidur.

"hiks..." Soeun menangis. Dadanya tiba-tiba sakit mengingat semua itu. Kakinya menjadi bergetar membuat tubuhnya merosot kebawah. Soeun menulungkupkan kepalanya dikaki yang tertekuk.

"hiks.. Aku menyesal telah berkata itu appa.. Hiks.. Aku menyesal umma.. Hiks" tangisnya dalam telungkup kaki membuat tangisannya makin jelas. Tangisan Soeun yang sesenggukan membangunkan Kyuhyun ditengah tidurnya.
Kyuhyun membuka matanya pelan, dan mencoba memperjelas suara yang membangunkan tidurnya. Apakah itu suara Soeun? Pikirnya.
Kyuhyun turun dari ranjang dan mendekati pintu. Ia terdiam mendengar tangisan Soeun yang makin mengeras.

"jika waktu bisa kuulang kembali, aku tidak akan pergi dan menolak perintah nenek itu.. Umma maafkan aku, appa.. Bisakah semua mendengarku? Aku benar-benar menyesal.. Kembalilah..jebal"

krekk

pintu terbuka. Membuat Soeun melepaskan senderannya dan cepat-cepat menghapus air matanya. Ia berdiri, memasang senyumannya lalu berbalik menghadap Kyuhyun.

"kau sudah bangun?"

"menangislah"

"maksudmu apa? Aku tidak ingin menangis"

"jangan berbohong, menangislah jika kau memang merasa sedih" Soeun menunduk.

"hiks.." akhirnya Soeun menangis. Kyuhyun mendekatinya, mendekap kedalam pelukannya.

"pakailah pundakku jika kau membutuhkan sandaran" seketika tangisan Soeun makin mengeras. Soeun menutup mulutnya dengan tangan, takut jika suaranya tidak dapat dikendalikan.

***

"pakai jaketmu, kita keluar" perintah Kyuhyun. Ia melemparkan jaket kepada Soeun. Soeun hanya menerima dengan bingung, tapi dipakainya jaket lalu diikutinya Kyuhyun sampai keluar dan menaiki motor.

"kita akan kemana?"

"diamlah, ikut saja denganku"

"dasar"

"pakai helm-mu"

"ya"

"pegangan"

"hya.. Aku tau. Kau cerewet sekali"

***

"hya! Kyuhyun ini dimana? Indah sekali" Soeun menepuk tangannya. Baru saja turun dari motor, Soeun sudah langsung mengitari taman itu dan menjauhi motor.

Kyuhyun tersenyum.
"kau tak tau tempat ini?! Dasar kampungan" teriaknya.

"hya Kyuhyun! Jaga bicaramu"

"bicaraku sudah dijaga, tapi dia tidak mau diam"

"jangan ber-lelucon, sungguh tidak lucu, tau?!"

Kyuhyun tertawa. Ia rasa berhasil juga membawanya kesini.

"cepat kembali, ini sudah malam. Kita harus segera mencari penginapan"

"ya,ya aku kesana" balasnya. Soeun menatap langit sekilas, lalu menghampiri Kyuhyun yang sepertinya mulai kedinginan.

"disini salju dimalam hari indah sekali" ucapnya. Ia menatap Kyuhyun yang berjalan mendahuluinya.

"benarkah?"  respon Kyuhyun. Sepertinya ia memang kedinginan, tangannya yang terus berada disaku dan matanya yang terus menatap kedepan menunjukkan kalau Kyuhyun memang benar-benar sudah tak kuat angin malam.

"aku biasanya menghabiskan malam indah ini, ditaman bersama sungmin oppa"

"siapa?" tanya Kyuhyun.

"aku"

"siapa yang tanya"

"ck. Dasar kau.."

"sshhh.. Dingin sekali" Kyuhyun mengeluarkan tangannya.

"dimana tanganmu? Kau kedinginan juga kan?" tebaknya. Tanpa jawaban Soeun, Kyuhyun menarik tangan Kyuhyun didalam saku jaket Soeun. Dan menggenggam tangan Soeun.

"ini lebih baik-kan?" Soeun hanya diam. Ia sadar ketika tangannya dimasukan kedalam jaket Kyuhyun.

"kita harus cepat menemukan penginapan"

***

"ini adalah penginapan terdekat. Ingat, kamarmu disebelah sana, dan kamarku disebelah sini. Jangan keliru" jelas Kyuhyun, tapi Soeun hanya mengangguk-angguk. Tidak peduli Kyuhyun bicara apa, yang ia pikirkan hanya untuk cepat tidur.

"sudah? Kalau begitu aku tidur" ia berjalan melewati Kyuhyun.

"hya !Soeun-ah, ku bilang kamarmu disebelah sana, mengapa tetap pergi ke kamarku?! Hya! Soeun-ah"

brukk

pintu sudah tertutup rapat. Tidak ada jalan lain untuk Kyuhyun, selain mengalah. Dengan terpaksa Kyuhyun berjalan kekamar yang seharusnya ditempati Soeun.

Krekk

pintu dibuka. Disana hanya terdapat 1 kasur lipat dan 2 selimut tipis.

"sepertinya ini adalah kamar murah, pasti disini dingin sekali"

Kyuhyun mengambil selimut dan mencoba untuk tidur.

"ssh.. Disini dingin sekali" Kyuhyun menggigil. Diambilnya selimut yang satu lagi. Walau tidak sedingin tadi, tapi tetap Kyuhyun merasakan dingin.

Jam sudah menunjukan pukul 2. Yang artinya sudah 3 jam Kyuhyun tidak tidur karna kedinginan.

Srett..

Suara aneh mendekati kamar Kyuhyun. Kyuhyun spontan kaget, ia makin menutup badannya yang tak kuat berdiri karena dingin dengan selimut.

Srett

"siapa itu?" teriak Kyuhyun. Karena makin ketakutan Kyuhyun berusaha untuk memejamkan mata.
"semoga ini mimpi, semoga ini mimpi" bisiknya.

Brakk

pintu kamar terbuka. Seketika jantung Kyuhyun rasanya ingin copot. Diberanikan-nya nyali Kyuhyun untuk melihat sosok yang mendatangi kamarnya.

"siapa kau?" Kyuhyun tidak dapat melihat jelas mukanya. Selain ruangan yang gelap, sosok itu juga membawa bantal dan beberapa kain seperti selimut yang menutup mukanya.

Brukk

makhluk itu menjatuhkan tubuhnya didekat Kyuhyun. Kyuhyun mengerutkan keningnya.

 "sepertinya bukan hantu" dibukanya selimut yang menutup mukanya. Ketika wajahnya terlihat jelas, Kyuhyun menghela nafas lega. Ternyata sosok itu bukan hantu tapi Soeun. Karena tak mau terkena tuduh Soeun, ia berusaha untuk merubah posisinya menjadi duduk menjauhi Soeun. Karena itulah yang hanya ia bisa lakukan disisa tenaganya.
Kyuhyun melihat jam handphonenya, disana menunjukkan pukul setengah 3 malam. Karena dirasa matanya sudah ingin meminta haknya, Kyuhyun akhirnya tidur.

***

"emm..Jam berapa ini." Soeun menggeliat, ia bangun dengan keaadaan yang sangat berantakan. Selimut yang ia bawa tadi malam berada di ujung ruangan, rambutnya yang juga acak-acakan.
Soeun merubah posisinya menjadi duduk. Ia menguap dan menggaruk bagian belakang kepalanya, kebiasaan dipagi hari.

"mengapa kamarnya menjadi berbeda" gumam Soeun. Setengah sadar Soeun membedakan kamar yang dia ingat kemarin. Soeun mengamati tiap sudut, dan tak sengaja matanya mengenai  sosok orang yang sedang tidur bersender didinding. Mata Soeun yang awalnya malas terbuka menjadi  melotot bulat-bulat. Soeun menyadari sesuatu.

"aku pasti salah kamar, bagaimana ini?"  Soeun menjadi panik, ia membawa selimut yang kemarin dibawanya sebagai penghilang jejak. Dengan terburu-buru Soeun membereskan apa-apa yang ia bawa kemarin dan bergegas keluar dari kamar.

Kreekk

Soeun membuka pintu perlahan, takut jika Kyuhyun bangun karna suara bising pintu.

"kau mau kemana" suara tiba-tiba Kyuhyun membuat jantung Soeun hampir melompat keluar. Sampai-sampai selimut yang dibawa Soeun terlempar kemana-mana.

"Soeun.." panggil Kyuhyun lagi. Tentu saja Soeun tambah gemetar. Bukannya apa, tapi takut Kyuhyun memandang dirinya rendah karena telah masuk ke kamar lelaki sembarangan, pada malam hari pula. Karena tak ada lagi akal, Soeun akhirnya membalikkan badannya. Daripada ia harus kabur, dan akan membuat makin salah paham, lebih baik begini, pikirnya.

Belum berbalik saja Soeun sudah menelan ludah. Ia memberanikan dirinya menghadap Kyuhyun.

"mianhe, jeongmal mianhe,Kyuhyun. Aku tidak bermaksud memasuki kamarmu. Pasti penyakit mengigau ku kambuh lagi, jadi ku mohon jangan salah paham tentang itu. Jebal.." plong. Seperti itulah sepertinya gambaran hatinya sekarang. Tapi aneh, tak ada tertawaan mengejek seperti biasanya, bahkan jawaban pun tidak. Dengan posisi kedua tangan yang merapat memohon, Soeun membuka satu matanya untuk melihat Kyuhyun.

"Kyuhyun, kau kenapa?" Soeun kaget, melihat muka Kyuhyun yang pucat pasi dan berkeringat. Seketika panik dan khawatir mendatangi hatinya. Dengan pelan-pelan Soeun menempelkan punggung tangannya didahi Kyuhyun.
Panas, itulah yang dirasakan Soeun.

"Hya, Kyuhyun. Kau kenapa? Badanmu panas sekali. Apakah kau sakit"

"mmhh"  Soeun jadi tambah panik. Ia segera berjalan keluar kamar, berinisiatif mengambil air hangat yang mungkin berada didapur penginapan ini.

"aishh.. Kosong" kesal Soeun. disimpannya kembali teko berwarna biru muda itu dan kembali sibuk mencari panci.

Trekk

kompor menyala. Soeun meletakkan panci berisi setengah air itu. Dan segera kembali ke kamar.

"ayo pindah ke kamarku, disini dingin" Soeun jongkok, mensejajarkan posisi Kyuhyun lalu merangkulnya yang masih duduk bersender dengan selimut yang tipis menutup badannya.

***

Soeun sudah lelah, ia meletakkan tangannya yang lemas dan menidurkan kepalanya di atas meja makan.

"aigoo.. Lelah sekali. Mudah-mudahan saja bubur kali ini berhasil. Ahh.. Aku benar-benar capek" keluhnya. Soeun menatap panci diatas kompor yang menyala. Dipanci itu pula Soeun sudah memasak dua kali bubur yang gagal, mudah-mudahan saja ia tidak gagal untuk ke tiga kalinya. Dan tidak usah capek-capek mencuci beras, memberi bumbu yang bingungnya minta ampun, dan mencuci panci yang hanya satu-satunya! Ingat itu, satu-satunya. Karena itu pula Soeun terus mengeluh, mengapa penginapan yang cukup besar ini hanya mempunyai panci sebesar jam?  Satu pula. Beras dan bumbu-bumbu saja yang bertumpuk, tapi alat-alatnya tidak ada! Yang benar saja, protes Soeun.

"sepertinya sudah matang" dengan malas Soeun beranjak dari kursi dapur. Ia membuka penutup panci dan membawa sendok.

"semoga enak" dibawanya satu sendok bubur. Lalu memasukannya perlahan pada mulut. Dikunyah hati-hati, dan dirasakan dengan takut.

Glek

ditelannya bubur itu lalu membuka mulutnya.

"ini tidak buruk" muka Soeun berubah, sungguh bahagia mukanya saat itu.

"walaupun tidak seenak buatan ibu, tapi ini sungguh lumayan" girangnya. Ia terus menatapi buburnya bangga.

"YEAYYY" teriak Soeun senang.

"BERISIK" Kyuhyun berteriak juga. Tapi Soeun hanya tersenyum.

"akhirnya aku berhasil.. YA KYUHYUN AKU MINTA MAAF"

***

srekk

pintu terbuka, Kyuhyun yang sibuk membaca novelnya langsung menoleh. Dilihatnya Soeun yang sedang membawa beberapa mangkok.

"aku membuatkan ini untukmu. Kau harus makan, dan meminum obat" Kyuhyun langsung terlihat malas mendengarnya.

"aku tidak mau. Lagipula dari mana kau mendapatkan obat itu" tolaknya. Soeun hanya menunjuk keluar, tepat pada kotak p3k yang menempel disebelah pintu kamar terbesar dipenginapan. Kyuhyun terdiam, mencari akal lagi untuk tidak meminum obat.

"apakah bubur itu enak? Atau.. Kau masukan racun didalamnya?"

"hyaa.. Jaga bicaramu. Kau tau? Aku membuatnya sudah dua kali dan ternyata gagal, dan ini yang ketiga kali aku membuatnya. Jadi untuk apa aku bersusah-susah hanya untuk meracunimu. Yang benar saja" marah Soeun. Soeun membuka tutup mangkuk berisi bubur buatannya, lalu memperlihatkannya pada Kyuhyun.

"apakah ini terlihat tidak enak? beracun?" tanya Soeun jengkel. Tapi Kyuhyun menjauhkan bubur yang berada didepan mukanya itu, dan tetap memasang muka menyebalkan.

"kenapa kau juga bersusah payah untuk membuatku sembuh?"

"haruskah aku menjawab pertanyaanmu?" Kyuhyun tidak menjawab, tapi matanya seakan meminta penjelasan dari Soeun. Soeun menghela nafas.

"baiklah.. jika kau mau jawabanku kau harus makan dan minta obat dahulu" Kyuhyun tetap tidak menjawab, tapi ia membawa bubur ditangan Soeun.

"uhukk.. Ini pahit" Kyuhyun terbatuk, dan langsung menatap Soeun tajam. Soeun hanya tersenyum.

"itu karena kau sakit, bodoh"

"kau yang bodoh"

"apa maksudmu?"

"jika tau aku sakit, mengapa berusaha membuat bubur yang enak tapi tetap terasa pahit bagiku" jelas kyuhyun.

"apa?! tapi.....  benar juga katamu?! Aishh.. Jinja" Soeun jadi kesal sendiri.

"mengapa kau tidak memberitahuku?"

"kau tidak bilang akan membuat bubur"

"ahh sudah. Kau habiskan saja buburnya, aku akan mandi dulu"

***

hari sudah malam. Tapi Mereka berdua berencana pulang karena keadaan Kyuhyun yang kurang baik . bintang langit benar-benar berkelip indah malam ini, hembusan angin yang pelan menyapu butiran salju disetiap ranting pohon.

"kenapa kau ajak aku kemari? Ini kan sudah malam" Soeun mengusap-usap kedua tangannya, berharap ada kehangatan yang dirasakan. Tapi rasanya sia-sia karena cuaca dimalam hari pada musim salju memang benar-benar dingin. Lama-lama Soeun kesal juga karena orang yang mengajaknya tidak mau bicara dari awal.

"kau mau membunuhku? Disini dingin sekali" kesalnya yang terus memeluk dirinya sendiri.

"tapi aku tidak kedinginan" respon Kyuhyun. Jawabannya membuat Soeun makin memelototi Kyuhyun.

"tapi kau memakai jaket dua, punyamu dan punyaku" protes Soeun. Ia berniat pergi dari halaman penginapan itu. Tapi dengan cepat Kyuhyun menahan Soeun untuk duduk dikursi.

"aku ingin jawabanmu pagi tadi"

Soeun menatap Kyuhyun. Ia menghela nafasnya.

"haruskah?" Kyuhyun menatap Soeun.

"mmm.. Karena aku hanya khawatir pada temanku. Itu saja"

"benarkah?" Soeun hanya mengangguk.

"baiklah. Lagipula aku mengajakmu kesini sepenuhnya bukan karena jawaban ini, tapi ada yang lain yang ingin aku tanyakan" Soeun menoleh. Ia agak bingung juga dengan perkataan Kyuhyun.

"apakah kau benar-benar tidak mengenalku"

"maksudmu?"

"ya. Kau benar tidak mengenalku? Kau kenal denganku hanya karena ini saja?"

"i..iya" Soeun tiba-tiba gugup. Ia jadi bingung apa yang harus dilakukannya.

"padahal, aku mengenalmu ketika kau pertama kuliah, aku lah yang meng-ospek mu, kau juga yang selalu terlambat tidak membawa atribut, dan melawan pada kakak kelas"

"a..a..ku"

"mengapa kau lupa padaku? Padahal aku selalu mengingatmu. Aku kira ketika kita bertemu dijalan raya kau akan mengingatku. Ternyata tidak, maka dari itu aku juga berpura-pura tidak mengingatmu" ucap Kyuhyun, matanya yang menyiratkan kekecewaan membuat Soeun bersalah.

"sepertinya kau memang mengenaliku dari ini saja kan. Sudahlah kita masuk saja" Kyuhyun sudah beranjak dari kursinya. Ia berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang entah kenapa berubah dari Soeun.

"a..a..aku mengenalimu. Maksudku aku mengenalimu ketika aku masuk kuliah, dan aku selalu mengingatmu" suara Soeun tiba-tiba memburu, tidak terkendali.

"hhh... Kaulah yang pertama mengenalkanku pada indahnya cinta, dan kau juga yang pertama mengenalkanku pada sakitnya cinta" suara Soeun makin tidak bisa dikendalikan, rasanya berat tapi inilah yang harus ia lakukan. Kyuhyun yang merasa kaget akhirnya menoleh.

"sebelum mengenal sungmin oppa, aku lebih dulu mengenalmu. Kau yang selalu mengatur ku, memarahiku ketika aku ospek. Ketika kita bertemu dijalan raya, kau tau? Aku senang, tapi pada saat itu aku harus bertemu namjachingu ku, sungmin oppa.  Pada saat itu, aku berfikir, haruskah aku menghianatinya" Soeun berhenti bercerita, ia menghapus air matanya. Dadanya kini terasa sakit.

"aku membencimu karena kau yang membuat hatiku hancur untuk pertama kali, kau dikabarkan berpacaran dengan sunny wanita cantik itu, hatiku sakit saat itu. Dan..dan ketika sungmin oppa berselingkuh dengannya, aku merasakan sakit yang berlipat.. Hiks" Soeun kini menangis hebat, ia menutup wajahnya dengan menunduk. Kyuhyun yang tak percaya langsung memeluk Soeun. Ia mengangkat dagu Soeun. Diusapnya air mata yang menutupi wajah Soeun.

"Soeun-ah. Aku tidak tau kau seperti ini" Soeun tetap menangis.

"jangan menangis. Aku tidak mau melihatmu menangis seperti ini" Kyuhyun kembali memeluk Soeun.

"Soeun-ah. Saranghae. Jeongmal saranghaeyo" Kyuhyun mengaku tepat ditelinga Soeun. Soeun berhenti menangis, ia melepaskan pelukan Kyuhyun.

"apa maksudmu?"

"ya, aku mencintaimu. Ketika kau pertama melihatku. Aku merasakan cinta yang sama denganmu saat itu" Soeun terdiam.

"benarkah?"

"apakah aku harus membuktikannya?" Kyuhyun mendekatkan wajahnya.

"tidak usah.." wajahnya yang merah kini dihiasi senyuman bahagia.


***

Kyuhyun dan Soeun kini berada dikamar yang sama. Tapi berbeda ranjang dan selimut.

"benar tidak apa-apa jika sekamar?" Soeun agak takut-takut.

"tidak. Tidak akan,  asal kita tidak melakukan apa-apa" Soeun mengangguk-angguk paham.

"Soeun-ah, aku ingin mengakui sesuatu tapi kau jangan marah ya?" Kyuhyun menoleh kearah Soeun.

"apa?"

"kau masih ingat seorang nenek yang kau temui beberapa hari lalu?"

"nenek?emm" Soeun menatap langit-langit kamar.

"oo..ya. Nenek menyebalkan itu. Memangnya ada apa?"

"dia adalah  nenekku"

"APA?!! DIA ADALAH NENEKMU?" kaget Soeun. Ia sampai merubah posisi tidurnya.

"iya.. Dia bilang padaku kalau ia mau memberi pelajaran kepada seseorang. Yaitu kau. Jadi aku tertarik" Soeun tetap diam. Mencoba mencerna perkataan Kyuhyun.

"aku akrab dengannya. Dia memberitahuku jika orang yang sedang diuji sepertimu akan mendapatkan hal-hal aneh" ucap Kyuhyun. Mata Soeun makin membulat tak mengerti.

"kau harus mencari tau apa yang sedang menguji dirimu, dan apa itu. Baru kau bisa pulang"

"benarkah?" tanya Soeun setengah tak sadar.

"ya begitulah" Kyuhyun ikut merubah posisinya sama seperti Soeun. Ia mendekati Soeun yang sedang bingung.

Cup

diciumnya pipi chuby Soeun. Seketika Soeun langsung tersadar.

"ya.. Kyuhyun.. Apa yang kau lakukan.."

TBC

annyeong.. Kembali lagi dengan penulis gaje bin ngaret ini.. Maafin author ya.. #bow
tapi aku mau ngasih tau, kalau part selanjutnya adalah ending
#sowhat?..

Ok deh.. Tinggalkan jejak dong.. Rate juga boleh #nawarnih..

Doain aku ya agar part selanjutnya ga ngaret lagi.. Doain juga agar nanti raport ku bagus #promosinih..


Jumat, 06 Januari 2012

Thank you and love you part 1



Title : Thank you, and love you.
author : Han sang in
main Cast : Kim Soeun, Cho Kyuhyun
Other Cast : Lee Sungmin, Lee Sunkyu (sunny snsd), and other.
Genre : Romance, friendship, comedy(?).
 
angin berhembus untuk kesekian kalinya dengan ramah, membuat orang-orang sekitarnya mendadak menyukai hari ini. Mungkin dibandingkan kemarin, angin ini lebih bersahabat. Korea memang sedang dihujani salju disertai angin pada bulan desember, tak ayal orang-orang lebih menyukai angin yang berhembus pelan atau mungkin tidak sama sekali. Semua orang memakai mantel tebal disertai sapu tangan untuk sekedar menghangatkan tubuh, tak terkecuali dengan kim so eun, wanita beumur sekitar 22 tahun ini sedang duduk dibangku taman dengan mantel imutnya. Tapi raut wajahnya sangat berbeda seperti hal-nya orang lain, soeun malah memeluk badanya sendiri, bibirnya menggigil, tatapannya kosong, dan pipinya basah.
"aku ingin mati saja" umpatnya kesal. Suara yang kecil dan bergetar itu terdengar menyedihkan.
So eun bangkit dari bangku taman dan terus menyusuri jalan. Rambut yang ia tata dengan sangat rapi tadi pagi, sekarang malah berantakan. Walaupun masih terlihat rapi, tapi jika dibandingkan dengan tadi pagi, penampilan sekarangnya ini sangat kacau. Mungkin karena efek kejadian tadi pagi, dua kejadian yang sekaligus menimpanya tanpa ampun.
Flashback on
 
soeun menyisir rambutnya yang panjang dengan senyum mengembang di depan cermin setinggi badannya dikamar. Entah sudah berapa kali ia memutar badannya hanya untuk memastikan, 'apakah baju ini cocok untukku?'. Setelan dress putih tanpa lengan dengan mantel bulu berwarna coklat, sepatu boot pendek yang senada dengan renda bulu berwarna putih membuat soeun terlihat manis. Setelah sudah hampir menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk berdandan, kali ini soeun turun kelantai bawah.
Sebelumnya Soeun menyambar tas mini putih milik nya dulu lalu baru bergegas turun tangga.
"soeun sayang, kau mau kemana?" suara yang terdengar seperti ibu soeun itu menyeru dari arah ruang tengah.
Tapi soeun tidak menjawab dan masih tetap berjalan kearah dapur lalu meminum susunya.
"soeun, jawab pertanyaan ibumu." appa soeun ikut menyahut. Suaranya terdengar mulai kesal dengan soeun.
"aku pergi dulu"
soeun tidak menatap kedua orang tuanya yang tengah duduk disofa ruang tengah, ia pergi berjalan melewati kedua orang tuanya itu. Bukannya apa, tapi Soeun memang sudah kesal karna kedatang kedua orangtua soeun, apalagi kalau ia harus menatap kedua orangtuanya, mungkin ia akan jadi lebih kesal. Dan itulah alasan soeun tidak mau mood-nya ini menjadi buruk.
"kau mau menemui siapa?" ibunya bangkit dari sofa dan menghampiri soeun, ibu soeun mendekat kepada soeun yang sedang berjalan ke arah pintu masuk. Niatnya hanya sekedar mencoba memegang pudak anaknya itu, Tapi dengan cepat soeun berjalan keluar seolah olah menjauhi ibunya. Soeun membuka pintu untuk segera pergi.
"menemui seseorang" ucapnnya ketus setelah berhasil membuka pintu. Ucapan soeun Membuat kedua orang tuanya hanya saling pandang.
"kau sudah dewasa, tapi sikapmu itu seperti tidak bisa mengerti akan kesibukan umma, dan appa" appa soeun ikut berdiri. Soeun diam diambang pintu.
"appa bahkan lebih dewasa, tapi kenapa appa tidak bisa mengerti aku?! Seorang anak yang ingin diperhatikan. Dan appa malah membawa umma juga untuk berbisnis membuat aku semakin kesepian?" bela soeun dengan masih membelakangi keduanya.
"soeun sayang maafkan umma dan appa, tapi appa memang sangat sibuk jadi appa membutuhkan umma. Baiklah sayang, appa rencananya akan mengajak kita piknik pagi ini, apa kau mau ikut?" umma soeun mencoba meredakan amarah soeun.
"aku tidak mau ikut, bagiku semua sama saja. Kalaupun aku ikut, appa pasti akan meninggalkan aku lalu umma dan appa kembali pergi mengurusi bisnis appa. Jadi, pergilah saja tanpa aku"
"soeun jaga bicaramu!!!" bentak appa soeun. Tapi soeun tak bergeming, ia masih membelakangi kedua orang tuanya, soeun tidak mau menatap kedua orangtuanya.
"sudahlah, aku sekarang tidak mau mempunyai masalah dengan appa sepagi ini. Aku harus pergi menemui seseorang" soeun mulai berjalan keluar menjauhi orang tuanya.
"kau seperti anak kecil? Baiklah, yeobo kita pergi berdua saja"
soeun tidak menjawab, ia terus berjalan tanpa menoleh. Soeun menghampiri sopirnya dan mengisyaratkan sopirnya untuk segera pergi.
^^^
"ne oppa. Aku akan segera kesana..uh"
soeun mentap layar ponselnya. Ia terlihat kaget, belum saja soeun mengucapkan salam mengapa sudah ditutup?
"mungkin handphonenya mati" soeun memasukan kembali handphonenya kedalam tas mininya.
"paman, dipercepat ya?" soeun menepuk pundak sang sopir dan sopir kembali mengangguk.
"ne"
triiittttt
soeun tersentak. Kenapa mobilnya tiba-tiba berhenti.
"paman,, ada apa? Kenapa berhenti mendadak"
"saya tidak tau nona, sepertinya ada pawai? Atau mungkin demo mahasiswa?"
"pawai? Demo?" soeun ingin memastikan. Ia membuka jendela mobilnya dan menyembulkan kepalanya keluar.
"hai"
"AAAAAAA.."soeun kaget, karena ketika kepalanya keluar, seseorang sudah berada didepan muka soeun dengan tiba-tiba.
"hyaaa.. Kau membuatku kaget."
orang itu hanya tersenyum ramah." Ahh,, kau mau kemana?cuaca begini Lebih baik kau pulang kerumah dan menonton bersama dengan orang tuamu. Daripada kau keluar saat begini," ucapnya seraya mengusap-usap badanya seakan menggambarkan cuaca yang begitu dingin.
"ahh kau so tau.. Lagipula siapa kau? Bahkan aku tidak mengenalmu, dan kau sudah main pertintah aku. Dan juga cuaca sekarang sedang baik, apa salahnya aku keluar?"
"perkenalkan, cho kyuhyun imnida. Lagipula ini bukan perintah , tapi ini saran. Cuaca memang baik, tapi sepertinya perasaan ku tidak" ungkapnya masih dengan senyum mengembang.
"baiklah cho kyuhyun, siapa peduli dengan perasaanmu..aku tidak akan menuruti saranmu.. Mungkin terlalu aneh untuk menuruti saranmu... Paman cepat jalan,,"soeun kembali menepuk pundak sopirnya lalu dengan cepat mobil soeun kembali melaju setelah para mahasiswa sudah tidak menghalangi jalan.
 
^^^
soeun sudah sampai ditempat tujuannya. Setelah turun dari mobil, soeun menyuruh sang sopir untuk pulang saja kerumah. Dan sopir itu mengangguk.
Tak lama Soeun menatap sekitar.
"ah itu oppa. OPPA !!" teriak soeun. Ia tersenyum ketika orang yang disebut oppa tadi menoleh. Soeun dengan riang menghampiri orang tadi.
"annyeong oppa" soeun membungkukan badan, dan orang itu lagi-lagi hanya tersenyum.
"soeun"
"ne"
"duduklah dulu" orang itu mempersilahkan soeun duduk ditaman yang begitu ramai.
"oppa?! Mengapa sekarang kau terlihat aneh. Sepertinya sungmin oppa yang aku kenal tidak pernah murung begini"
soeun heran dengan wajah namjachigu nya yang murung begini.
"soeun"
"Kenapa kau terus memanggilku? Bukankah kau bilang mau bicara sesuatu? Bicaralah"
"kita putus"ucap sungmin. Sungmin tidak menatap soeun, ia merasa bersalah pada soeun.
"ha? Oppa, kau bercandakan?" soeun menatap sungmin. Tapi sungmin hanya diam. Soeun mengatur nafasnya yang tiba-tiba sesak. "Oppa kau berbohongkan? Ini bukan hari ulang tahunkku oppa. Berhentilah bergurau" soeun tersenyum kaku, mencoba menepis perkiraan buruknya.
"memang, aku tau itu. Jadi kau sudah bisa mebedakan? Apa aku bercanda atau tidak?"
"wae oppa? Apa aku membosankan bagimu?" sungmin hanya tetap diam. Dan soeun mecoba menahan air matanya.
"wae oppa? Jawab aku?!!" sungmin tetap diam.
"mianhe..."
"oppa?! Wae oppa? Kenapa kau tega padaku?!"
sungmin tetap tidak menjawab, ia tetap menundukan kepalanya membuat soeun menghela nafas berat.
"Hah.. Pantas saja kau sekarang susah dihubungi, susah ditemui.. Dan..dan ketika teman-temanku bilang kau selingkuh, kau mau tau? Aku begitu membelamu. Untung saja kau sudah jujur,,b,..baguslah. Aku juga tidak butuh pengecut seperti mu."ucap soeun memburu. Air matanya tidak bisa lagi dibendung, sudah berhasil roboh dan membasahi pipinya. soeun berdiri dari tempatnya dan menadahkan kepalanya keatas. Ia mengutuk namja didepannya disertai airmatanya.
"mianhe soeun-ah"
soeun berbalik membelakangi sungmin. Baginya tanda maaf itu sangat memuakkan, menjijikan.
Ia mengusap air matanya lalu kembali berbalik pada sungmin.
plakk
sungmin memegangi kedua pipinya yang merah. Ia menatap soeun yang pergi setelah menamparnya.
"mianhe soeun-ah"
^^^
"lee sungmin pabo. Pabo, paboo.. Kau begitu pengecut, menyebalkan. Kenapa dulu aku bisa terbuai pesonanya yang begitu palsu? Akhh" soeun mengacak rambutnya. Ia terus mengusap air matanya dengan tissue yang tinggal sedikit.
"umma? Apakah tadi aku terlalu kasar ya? Akh,, akan aku coba hubungi umma?rasanya aku sekarang sedang membutuhkan umma" soeun mengodok-mengodok tasnya mencari handpnone.
"umma dan orang rumah menelponku? Untuk apa? Akh, aku harus menelpon kembali." soeun duduk dibangku taman yang bisa dibilang sepi, mungkin juga bisa dibilang sangat sepi, karna hanya ada seorang nenek tua yang sedang membersihkan salju dekat rumahnya.
'aneh ditempat sepi begini ada rumah?' batin soeun. Soeun menatap rumah nenek tua itu.
Tut.tut.tut..
"eh.. Mengapa nomor umma tidak aktif? Ah aku akan menelpon kerumah.."
tuut tuut
'yeobseyo'suara parau terdengar dari sebrang telepon. Soeun yang tidak mengerti langsung menanyakannya.
"yeobseyo.. Bibi kau kenapa?..kau habis menangis.. Ini aku Soeun " soeun berdiri dari bangku taman ketika telpon terangkat.
'nona soeun? Kau dimana? Aku menghubungi nona dan nona tidak mengangkatnya tadi?'
"mianhe,, aku ada masalah tadi.. Oh ya, bibi kenapa,, apakah bibi sakit? Suara bibi parau sekali?"
'hiks..hikss.. Nona soeun..nyonya tuan'
"wae? Bi kenapa dengan appa dan umma?"
'ketika mereka akan pergi piknik, rencananya tuan dan nyonya akan mencari nona untuk meminta maaf lalu mengajak nona piknik, tapi ketika nyonya menanyakan lewat telpon mengapa nona tidak mengangkat telpon terdengar suara jeritan disebrang telpon sana.. Hikss'
"mwo?? Jeritan apa? Bibi bercandakan?"
'aniyo nona,, bibi tidak bercanda.. Ketika suara jeritan itu hilang,, terdengar suara orang-orang yang ribut meneriakan kecelakaan,, dan ketika bibi memastikan untuk memanggil nyonya, yang terdengar adalah suara orang lain.. Dan mengatakan kalu nyonya dan tuan.. Hikss'
"mengatakan apa bi? Berhentilah bergurau"
'mengatakan kalau mereka kecelakaan. Hikss'
"ta..tapi mereka dapat diselamatkan, kan bi?" soeun mulai menegeluarkan air mata, bibirnya bergetar. Ia mencoba mengeluarkan pikiran positifnya.
'itu dia. Saat mereka membawa kerumah sakit, dan bibi diberitahu dimana rumah sakit itu berada..lalu..'
soeun diam,, air matanya kembali mengalir, ini tidak mungkin. Ini mustahil,, soeun mencoba diam dan menunggu kalimat berikutnya. Soeun tidak bisa berkata-kata, rasanya semua seperti tercekat ditenggorokan, tidak bisa keluar.
'lalu...ketika kami kesana,, hiks,, mereka dinyatakan.. Hikss...meninggal'
prakk
dengan gampang handphone yang soeun tadinya genggam erat, kini meloroh jatuh.
Ini mustahil,, tidak mungkin umma dan appanya begitu jahat sampai rela meninggalkan dirinya sendiri.
Siapa dirinya sekarang? Soeun tidak punya siapa-siapa lagi?.
Semua begitu jahat. Hari ini terlihat seperti mimpi bagi soeun.
"ini pasti mimpi" lutut soeun terasa lemas, soeun jatuh belutut karna tidak dapat menahan tubuhnya. Soeun menutupi kedua mukanya karna air matanya.
"ini mustahil" soeun terduduk. Matanya benar-benar tidak dapat menahan air yang memaksa untuk dikeluarkan.
"hhh.. Umma kau jahat.. Appa kau juga.. Mengapa semua begitu jahat sekarang ini" soeun memeluk badanya. Bibirnya pucat dan menggigil.
Flashback off
 
"aku ingin sendiri.. Tapi dimanakah tempatnya. Kalaupun bisa, dapatkah aku menyusul umma dan appa?" soeun berteriak. Ia berteriak ditempat yang sepi, taman tadi. Taman yang hanya ada seorang nenek tua.
"apa kau benar benar membutuhkannya? Membutuhkan tempat sendiri? Dan kau hanya ingin sendiri?" entah sejak kapan nenek tua itu sudah berada didekat soeun.
"eh.. Nenek.. Se..sejak kapan..?" soeun menatap nenek itu dengan takut. Ia mengusap air matanya yang terus mengalir.
"ya, aku daritadi disini, kau saja yang sibuk dengan telponmu."
soeun diam, ia menunduk lagi.
Hikss hikss
soeun kembali menangis. Air matanya membasahi bajunya.
"kalau mau menangis jangan duduk seperti ini. Bagaimana kalau ada orang lewat"
hikss hikss
nenek itu hanya menghela nafas. Memang anak perempuan menangis susah untuk ditenangkan, apalagi keadaan seperti ini. Takmau ambil pusing, nenek itu memberikan selembar kertas dan korek api entah untuk apa yang ia keluarkan dari saku mantelnya. sejurus kemudian ia mendekatkan bibirnya dekat dengan daun telinga soeun.
"teteskan darahmu dikertas ini. Tulis keinginan kesendirian mu dikertas lalu bakar dengan korek yang aku beri. ingat, HANYA KOREK INI" bisik nenek itu.
Soeun terperanjat mendengar bisikan nenek itu. Bisikan yang dianggap soeun mengerikan itu mampu membuatnya merinding. Ia mengusap lehernya yang terasa aneh.
"nenek, apa kau gila? Memangnya aku percaya dengan ini?" soeun berdiri dengan tenaganya yang tersisa.
"lebih baik aku pergi saja" soeun menepuk nepuk rok nya sebelum berlalu pergi dari nenek aneh itu.
Soeun menghela nafas, kenapa hari ini begitu buruk? Bahkan sangat buruk.
Tes tes
air mata soeun kembali menetes, perasaannya benar-benar kacau. Soeun tetap berjalan lurus tanpa tau tujuannya. Entahlah? Rasanya kaki serasa ingin membawabya kesuatu tempat.
"oppa,, kau romantis sekali"
soeun menoleh kearah suara yang bisa dibilang agak keras itu.
DEG
soeun terbelalak kaget melihat orang yang pernah sempat mengisi hatinya sedang duduk manis bersama wanita disebuah cafe, apalagi ia mengetahui gadis itu, gadis yang lebih mungil darinya dan jelas cantik, dia lee sunkyu, atau lebih akrab dipanggil sunny itu adalah wanita incaran dikampus soeun dan sungmin. Dengan hitungan detik dada soeun terasa sesak, ia memegang dadanya berharap detakan jantungnya tidak terdengar oleh siapapun.
"sungmin oppa, kau benar-benar tega" gumam soeun,ketika melihat sungmin mencium tangan sunny yang berada didepannya. Ia berbalik kearah yang berlawanan dengan posisi sungmin dan sunny. Soeun kembali mengodok tas nya. Mencari tissue yang mungkin masih tersisa.
"ah.. Apa ini" setelah mengodok tas untuk mencari tissue yang hasilnya nihil, soeun malah menemukan kertas sebesar tissue dan sebuah korek gas.
Alisnya bertaut, ia kan tidak menerima barang ini, kenapa sudah berada ditas nya.
Soeun berjalan menjauh sebelum sungmin dan sunny menyadari keberadaanya.
Soeun duduk dan menatap pemandangan didepannya. Yap, ia berada di namsan tower, disini bisa terlihat begitu indahnya kota seoul. Tapi saat ini, bukan pemandangan indah kota seoul yang jadi tujuannya, tapi ia ingin menghilangkan bebannya.
"hmmm,,, apa aku turuti kata nenek itu ya?" soeu menimang kertas ditangannya. Kertas dan korek gas pemberian nenek 'aneh' tadi.
Soeun mengodok tasnya mencari sesuatu. Dikeluarkannya sebuah foto, Ia melihat fotonya bersama kedua orangtua-nya.
Tes
 
lagi-lagi airmata soeun jatuh, dadanya kembali sesak.
"mengapa kalian begitu jahat padaku?"soeun mengusap air mata yang jatuh tepat pada permukaan foto itu.
"baiklah.. Aku akan mencoba mengikuti saran nenek itu. Aku benar-benar butuh kesendirian" soeun menyimpan fotonya kembali pada tas. Lalu dengan cepat ia mengambil bolpoin dari tas mininya dan menuliskan sesuatu pada kertas yang diberikan nenek tadi. Setelah selesai, soeun menggigit jarinya hingga berdarah.
"aww" soeun meringis ketika jarinya mengeluarkan darah.
Sreett
 
soeun mengusap darahnya pada kertas, lalu membakar kertas dengan korek yang diberikan nenek tadi. Tak sampai 5 detik kertas kecil itu hangus dibakarnya.
"ini konyol. Mana mungkin aku tiba-tiba sendiri. Dasar pabo.."soeun mengetuk kepalanya dan tersenyum miris. "aku harus pulang,pasti orang dirumah akan khawatir padaku. Mungkin pemakaman umma dan appa juga sepertinya sudah selesai" soeun mencangklong tasnya dan berjalan pergi. Ia tau, pasti orang rumah akan khawatir. Apalagi keaadaan handphone soeun yang sudah rusak dan entah dimana, pasti orang dirumah tambah khawatir ketika ditelpon, yang keluar adalah suara orang lain yang mengatakan tidak aktif.
 
^^^
 
"ughh" soeun membuka matanya yang berat. Kemarin soeun semalaman menangis, masih dengan alasan yang sama, tentu karena kedua orangtuanya. Kemarin juga ia menghiraukan pelayan-pelayan dirumahnya yang saling bersahutan memanggil namanya cemas.
"jam berapa ini?" soeun mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Diraih nya jam weker yang berada dimeja dekat ranjangnya.
09:00
 
soeun terbelalak kaget. Ia harusnya sekarang sekolah, dan menjalani ujian. Memang jam kuliah soeun adalah jam 10:00, tapi masalahnya, jarak antara rumah dan sekolah terbilang jauh. Soeun heran, kenapa bibi tidak membangunkannya? Aneh sekali.
Tak mau lama-lama soeun menyambar handuk di meja rias kamarnya lalu berlari pergi kekamar mandi.
^^^
 
"bibi.." soeun berteriak pasrah, sudah beberapa kali ia meneriakan nama pelayan-pelayannya tapi tetap tak ada sahutan juga.
"akh.. Kemana mereka? Apa pulang kampung? Tapi mengapa secepat ini.. Argh sudahlah.. Aku harus segera kekampus" soeun mengeluarkan kunci motor matiknya dari dalam tas, lalu bergegas menuju garasi rumahnya. Soeun bisa saja mengenakan mobilnya, tapi ia pikir pasti akan sangat telat, apalagi jalanan pasti macet.
^^^
 
soeun memandangi rambu-rambu lalu lintas didepannya, sekarang rambu-rambu sedang menunjukan tanda kalau kendaraan dilarang melaju, warna merah. Tapi lagi-lagi soeun dibuat bingung. Ada apa dengan kota seoul? Mengapa mendadak sepi begini.
"aku maju saja" soeun meng-gas motornya tanpa peduli warna merah pada rambu-rambu masih menyala. Ia mengutuk dirinya sendiri,'kenapa aku tidak membawa mobil saja, kalau jalanan saja bisa dikuasai sendiri seperti itu'.
Trett
 
soeun menghentikan motornya diparkiran kampusnya. Soeun berlari kearah kelasnya yang harusnya sekarang mlakukan tes.
"aishh.. Aku pasti telat"gerutu soeun, tetap berjalan lurus.
Sekarang pintu yang tertutup rapat berada didepan soeun. Ia takut dihukum karena terlambat.
Kriettt
 
soeun membuka pintu.
"apa??" soeun lagi-lagi heran. Kenapa kelas ikutan kosong? Soeun menggaruk bagian belakang kepalanya, heran.
"orang-orang pasti sedang menjahiliku? Tapi apa ini, sungguh tidak lucu!! Keluarlah teman-teman" soeun berteriak. Mengira ini semua sandiwara, dan memang ini adalah harapan soeun. Ini pasti bohong?
"bukannya ini permintaanmu nona soeun?"
"Hyaaa.." soeun kaget. Ia kembali berteriak, ketika ada seseorang dibelakangnya.
"kau membuatku kaget.. Kau ini kan? Yang waktu itu juga mengagetkanku" orang itu hanya tersenyum. "tapi tunggu,,, orang-orang menghilang karena permintaanku??" soeun makin tidak mengerti.
"ahhh.. Benar,, aku memintanya kemarin.. Apakah ini kenyataan? Aku kira ini hanya hal bodoh?" ucap soeun aneh. "oh iya, mengapa kau tidak pergi juga? Dan mengapa kau tau?"
"haruskah aku menjelaskan mengapa aku tau semuanya? Kalaupun aku ceritakan, kau pasti tak percaya. Dan juga kau mau aku pergi?" soeun langsung menatap pemuda didepannya itu. 'Orang ini benar-benar'. "kalau begitu aku pergi" ia berjalan melewati soeun.
"hey.. Tunggu.." soeun mencegahnya. Membuat pemuda yang baru berjalan 3 langkah dari seoun langsung berhenti.
"kau senstif sekali. Temani aku" ucap soeun ragu. Baru kali ini ia meminta hal konyol pada orang yang baru dikenalnya, terpaksa pula.
Orang tadi menoleh, tersenyum manis pada soeun.
"panggil aku kyuhyun. Jangan 'hey' "
^^^
 
"ternyata kau semester lima dikampusku. Tapi aku tidak pernah melihatmu" soeun menatap kyuhyun didepannya. Mereka berada disebuah restoran, tentu dengan tidak ada makan dimeja mereka. Bagaiman mau ada, Jika pelayannya saja tidak ada.
"siapa bilang itu kampusmu, itu kampusku juga." soeun mendengus.
"jangan bahas yang tidak penting, kau ini" melihat muka soeun kyuhyun jadi geli sendiri, ia menghela nafas panjang.
"ya karena kita tidak saling mengenal awalnya." soeun terdiam, benar juga sih.
"kau sepertinya orang yang dingin" kyuhyun menatap soeun,heran.
"benarkah?" kyuhyun mendelik, ia memegang tangan soeun.
Seketika soeun dibuat kaget, mengapa dadanya begitu sangat aneh ketika kyuhyun memegang tangannya.
"apa ini dingin?" kyuhyun masih tetap memegang tangan soeun.
"hya!! Bukan itu maksudku." soeun melepaskan tangannya dari pegangan kyuhyun. Ia menghela nafas dalam, kenapa jadi aneh begini.
"hahaha,, kau lucu sekali" kyuhyun tertawa keras, membuat muka soeun memerah.
"ishh.. Kau ini, benar-benar. Aneh" soeun beranjak dari kursi dan pergi keluar restoran. Kyuhyun yang masih tertawa ikut beranjak dari duduknya dan mengikuti soeun.
"hei,, kau mau kemana?" tanya kyuhyun ketika melihat soeun berada diparkiran dan memakai helm nya.
"apa? Kau mau menumpang naik motorku lagi?" kyuhyun hanya tersenyum kecil. "aku mau pulang, jangan ikut" seru soeun, kemudian langsung menaiki motornya dan menyalakan mesin.
"hah.. Baiklah. Tapi jangan mencariku kalau kau kesepian dirumahmu. Karena aku akan pergi dan tidak akan kembalu" muka kyuhyun yang dibuat-buat itu berbalik dan berjalan pelan. Walau usahanya kurang meyakinkan tapi kyuhyun yakin, 'pasti sebentar lagi saja gadis ini akan memanggilku'pikirnya.
"hya kyuhyun" kyuhyun hanya tersenyum. "baiklah.. Tapi jangan macam-macam dirumahku. Awas saja"
"baik, aku janji."soeun hanya mendengus, muka yang meragukan.
Soeun kembali mendengus melihat tingkah kyuhyun, laki-laki ini belum disuruh naik sudah naik duluan dan berteriak-berteriak maju. Untung saja kota sedang sepi.
"aku cabut kembali perkataan ku kalau dia itu dingin, sama sekali tidak ada dingin-dinginnya" gumam soeun kesal.
"apa kau bilang?" tanya kyuhyun, ia mendengar bisikan soeun itu, walau terdengar samar.
"kau itu jelek"
"hya soeun-ah"
"cepat pakai helm mu, aku akan melajukan motorku." dengan muka kusut kyuhyun langsung memakai helm.
^^^
 
brukk
kyuhyun menghambur duduk disofa soeun yang empuk. Ia mengamati rumah soeun yang luas.
"kenapa kau? Aneh" soeun menyimpan tas mini nya di meja depan kyuhyun dan berlalu ke arah dapur yang tidak jauh dengan ruang tengah itu.
"kau galak sekali" soeun hanya mendengus. "aku ingin minum jus ya soeun? Kalau bisa jus jeruk saja" teriaknya. Soeun hanya diam, sepertinya sibuk dengan urusannya. Menyadari itu Kyuhyun beranjak dari sofa dan mengamati kembali rumah soeun. Kyuhyun sampai naik ke lantai atas, dan sialnya soeun tidak tau itu.
"mana ya kamar si gadis aneh itu?" ia mengamati tiap pintu. Raut mukanya berubah senang ketika melihat pintu yang terdapat gantungan bertuliskan 'So Eun Room'.
Klik
tidak dikunci. Kyuhyun hanya geleng-geleng lalu membuka pintu kamar soeun lebih lebar. Kamar yang bagus, desain dinding nya yang lucu dengan background cat warna biru, nyaman. Kyuhyun tertarik ketika melihat tataan meja yang penuh dengan pigura.
"foto siapa ini?" dahinya berkerut tidak suka. Di foto terlihat soeun sedang memegang pinggang seorang pria, dan pria itu memgang puncak kepala soeun. Ia kembali melihat bagian bawah pigura 'me and minoppa'.
"minoppa? Norak sekali" kyuhyun melempar foto itu kebelakang.
"HYAAAAAAAAA.. KYUHYUN" kyuhyun menoleh kaget. Terlihat soeun sedang menggenggam pigura yang ia lempar tadi.
"apa yang sedang kau lakukan dikamarku" geram soeun. Matanya memerah.
"aku sedang melihat-lihat? Tidak boleh?" kyuhyun kembali melihat-lihat meja didepannya. Tentu membuat soeun malah menambah geram.
Soeun mendekat, berjalan penuh amarah.
Kyuhyun sudah mengira, makanya ia pura-pura tidak tau dan tetap asik dengan meja didepannya.
Soeun yang saat itu akan melemparkan pukulan hilang keseimbangan karna tiba-tiba kyuhyun menghindar.
Kyuhyun berniat membantu dengan memegang pinggang soeun, tapi gagal yang ada mereka berdua malah terjatuh diranjang soeun. Posisi dengan kyuhyun diatas soeun membuat jantung soeun berdetak cepat, sulit dikendalikan sepertinya. Sama hal-nya dengan kyuhyun, namun bedanya ia bisa mengontrol suara jantungnya itu. Muka mereka bisa dihitung dengan senti, sangat dekat. Bisa dipastikan muka soeun saat ini merah dan panas, apalagi ia sampai bisa mencium parfum kyuhyun sedekat ini, ditambah nafas kyuhyun sekarang bisa terasa ditengkuknya setiap hembusannya.
"ahhh tuhan, apa yang harus aku lakukan" gerutu soeun dalam hati.
Mata kyuhyun dan soeun menutup bersamaan. Kyuhyun yang memang berada diatas soeun semakin mendekatkan kepalanya.


^^^To Be Continue^^^
annyeong,, aku baru pertama nih bikin ff tentang Kyusso. Mohon minta commentar nya, aku bakal sangat berterima kasih kalau kalian bukan jadi silent readers #bungkukbungkuksambilngelapingus
aku terima kritik dan saran kok..
Gamshamnida untuk yang maupun udah baca maupun komen.
Disini aku main cast cewek nya soeun eonni karna aku suka sama soeun eonni. Dan main cast cowoknya kyuhyun, karna dia bias ku.. Tp aku terima main cast cowok siapapun kok, asal bukan cewek yang diganti.
Ok, segitu aja. Minta saran dan kritik aja ya..